Sejarah Mekatronika

Latar Belakang Mekatronika
gambar-mekatronika-ind

Mekatronika (Inggris: Mechatronic) berasal dari kata mekanika, elektronika dan informatika. Secara sedehana pembentukan ilmu mekatronika terdiri atas dua lapisan fisika dan logika. dan tiga dasar ilmu utama elektronika, informatika dan mekanika. Dengan melihat asal katanya dapat dengan mudah dipahami, bahwa ilmu ini menggabungkan atau mensinergikan disiplin ilmu Mekanika, ilmu Elektronika dan Informatika

mechatronics-enIstilah Mechatronik (Mechanical Engineering-Electronic Engineering) pertama kali dikenalkan pada tahun 1969 oleh perusahaan jepang Yaskawa Electric Cooperation. Awalnya berkembang dalam bidang Feinwerktechnik, yaitu cabang dari teknik yang mengedepankan aspek ketelitian. Misalnya pada pembuatan jam, alat optik dan sebagainya. Lalu ditambahkan setelah munculnya Informatik sebagai disiplin ilmu baru. Hingga saat ini dipandang sebagai hubungan antara ilmu Mekanik, Elektronik dan Informatik. Dalam masa yang akan datang, aplikasi mekatronika akan digunakan hampir disemua bidang, seperti Otomotif, Pemutar CD, Stasiun luar angkasa atau pada fasilitas produksi. Mekatronika dikategorikan oleh Majalah Technology Review pada tahun 2003 sebagai 10 Teknologi yang dalam waktu dekat dapat mengubah hidup kita!

Definisi
Menurut IEEE (IEEE Mechatronics Transaction, 1996), definisi mekatronika adalah sebagai berikut: Mechatronics is the synergistic integration of mechanical engineering with electronics and intelligent computer control in the design and manufacturing of industrial products and processes Berdasarkan hasil Musyawarah nasional mekatronika, Bandung 28 Juli 2006, Komunitas Mekatronika Indonesia merekomendasikan definisi Mekatronika sebagai berikut: Mekatronika adalah sinergis IPTEK teknik mesin, teknik elektronika, teknik informatika dan teknik pengaturan (atau teknik kendali) untuk merancang, membuat atau memproduksi, mengoperasikan dan memelihara sebuah sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Aplikasi
Begitu banyaknya penggunaan sistem mekatronika dalam kehidupan kita memperkuat salah satu sifatnya yang multiguna (aplikatif)
Teknik Otomotif . Sebagai contoh sistem mekatronik pada kendaraan bermotor adalah sistem rem ABS ( Anti-lock Breaking system) atau sistem pengereman yang menghindari terkuncinya roda sehingga mobil tetap dapat dikendalikan dalam pengereman mendadak, ESP ( Elektronik Stability Programm), ABC ( Active Body Control) dan Motor-Managemen-System. Teknologi Penerbangan Dalam teknologi penerbangan modern digunakan Comfort-In-Turbulence System sehingga dapat meningkatkan kenyamanan penumpang walau ketika terjadi turbulensi. Gust Load Alleviation serta banyak contoh lainnya.
Teknik Produksi.  Contoh dalam teknik produksi adalah penggunaan sensor pada robot. Sistem kendali umpan balik pada elektromotor berkecepatan rotasi tinggi dengan ‘pemegang as’ tenaga magnet. Serta pemutar CD, Harddisk serta mesin pencetak berkecepatan tinggi, atau alat-alat elektronika yang biasa kita gunakan sehari-hari aplikasi mekatronika akan sangat sering kita jumpai.

Mekatronika di Indonesia
Masyarakat mekatronik Indonesia adalah sebuah organisasi profesi yang bergerak di bidang mekatronik yang beranggotakan para peneliti, akademisi, praktisi, dan mahasiswa yang tertarik pada bidang mekatronik yang meliputi teknik mesin, teknik elektronika, teknik informatika, teknik telekomunikasi dan teknik kendali.
Mekatronika or mechatronics di Indonesia belum banyak dikenal oleh orang awam,banyak yang menayakan apa yang dikerjakan oleh Jurusan Di Mekatroika.
Karena di Jakarta hanya baru 1 sekolah yang menyediakan Jurusan Mekatronika tepatnya di Pluit yaitu SMK N 56 JAKARTA atau STM 12 Pluit(Nama Sekolah Yang Lama),Serta Sekolah ini peralatan Mekatronikanya paling lengkap misal Tools Pneumatik, Elektro Pneumatik, Hidrolik, Elektro Hidrolik, Sensor

Visi:
Menjadi program studi unggulan dalam pendidikan dan penerapan teknologi dibidang otomasi industri dan robotika

Misi:

  • Menyelenggarakan proses pendidikan untuk mempersiapkan tenaga profesional di bidang teknologi dengan kemampuan khusus di bidang mekatronika, robotika dan otomasi industri
  • Menyelenggarakan penelitian dan kajian implementasi di bidang kerekayasaan mekatronika dengan selalu mengedepankan wawasan nasional dan internasional
  • Mengembangkan budaya akademik yang memiliki kompetensi standard dalam pendidikan dan pelatihan, serta menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia industri
  • Mempersiapkan tenaga profesional yang memiliki wawasan, kedisiplinan, etika, moral, dan kepedulian sesama
  • Berperan aktif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan mekatronika, dan memecahkan permasalahan mekatronika yang dihadapi masyarakat.

Mengenal Komponen Aktif dan Pasif Elektronika

komponen elektronika

Komponen elektronika berupa sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya. Terdapat beberapa macam, berdasarkan cara dan sistem kerjanya komponen elektronika dibagi manjadi dua macam yaitu komponen pasif dan aktif. Komponen aktif adalah komponen  yang dapat beroperasi jika mendapatkan suntikan arus atau tegangan listrik, sedangkan komponen pasif adalah komponen walaupun tidak diberi arus atau tegangan listrik komponen ini tetap dapat bekerja dan beroperasi dengan baik.

Berikut ini adalah contoh-contoh beberapa jenis komponen elektronika aktif dan pasif :

 

Komponen Aktif :

  1. Transistor

transistor trans

  • Transistor Bipolar
  • Transistor IGBT
  • Transistor Efek Medan
  • Photo Transistor

2.      Dioda

Diode

Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam rangkaian elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas. Ada beberapa macam rangkaian dioda, diantaranya : penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier). Di bawah ini merupakan gambar yang melambangkan dioda penyearah.

Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda seperti anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada arus konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.

STRUKTUR DIODA

Dioda terbagi atas beberapa jenis antara lain :

  • Dioda germanium
  • Dioda silikon
  • Dioda selenium
  • Dioda zener
  • Dioda cahaya (LED)

Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Beranjak dari penemuan dioda, para ahli menemukan juga komponen turunan lainnya yang unik. Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.

Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N. Jika menggunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.

Sebaliknya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari sisi P.

Tentu jawabannya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya arus. Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta di atas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt di atas nol baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi (depletion layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi adalah di atas 0.7 volt. Kira-kira 0.3 volt batas minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan Germanium.

Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.

  • Dioda Zener

zener

Fungsi dari dioda zener adalah sebagai penstabil tegangan. Selain itu dioda zener juga dapat dipakai sebagai pembatas tegangan pada level tertentu untuk keamanan rangkaian. Berikut ini rangkaian penerapan untuk regulator

  • Dioda varactor

dioda-varactor

Dioda varactor adalah sebuah kapasitor yang kapasitansinya ditentukan oleh tegangan yang masuk. Contoh penerapannya pada pesawat TV, pesawat radio FM, pesawat telekomunikasi yang bekerja pada frekwensi tinggi.

  • Dioda Pemancar Cahaya (LED)

Dioda led

LED adalah singkatan dari Light Emitting Dioda, merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang dipakai adalah gallium, arsenic dan phosphorus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.

Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang ada adalah warna merah, kuning dan hijau. LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya juga bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong.

LED terbuat dari berbagai material setengah penghantar campuran seperti misalnya gallium arsenida fosfida (GaAsP), gallium fosfida (GaP), dan gallium aluminium arsenida (GaAsP). Karakteristiknya yaitu kalau diberi panjaran maju, pertemuannya mengeluarkan cahaya dan warna cahaya bergantung pada jenis dan kadar material pertemuan. Ketandasan cahaya berbanding lurus dengan arus maju yang mengalirinya. Dalam kondisi menghantar, tegangan maju pada LED merah adalah 1,6 sampai 2,2 volt, LED kuning 2,4 volt, LED hijau 2,7 volt. Sedangkan tegangan terbaik maksimum yang dibolehkan pada LED merah adalah 3 volt, LED kuning 5 volt, LED hijau 5 volt. LED mengkonsumsi arus sangat kecil, awet dan kecil bentuknya (tidak makan tempat), selain itu terdapat keistimewaan tersendiri dari LED itu sendiri yaitu dapat memancarkan cahaya serta tidak memancarkan sinar infra merah (terkecuali yang memang sengaja dibuat seperti itu).

3.      SCR (Silicon Control Rectifier)

Dioda yang mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR dapat digunakan sebagai pengatur motor DC bertegangan besar dengan mengatur tegangan Gate. SCR dibagi dua yaitu diac dan Triac.

  • DIAC: meneruskan tegangan dari anoda ke katoda atau sebaliknya. Penerapannya pada pengendali motor putar kanan dan putar kiri, seperti pada rangkaian lift.
  • TRIAC mempunyai prinsip kerja seperti DIAC, hanya saja TRIAC dapat meneruskan tegangan dari kaki 1 ke 2 atau sebaliknya pada saat ada triger pada Gate. TRIAC digunakan untuk pengatur motor DC atau AC putar kanan dan kiri dengan cara mengatur Gate.

4.      IC (Integrated Circuit)

IC

suatu rangkaian elektronik yang dikemas menjadi satu kemasan yang kecil. Suatu IC yang kecil dapat memuat ratusan bahkan ribuan komponen. Terdapat dua IC yaitu:

  • IC Digital
  • IC Analog

Komponen Pasif:

1.      Inductor (kumparan)

Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat didalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik.

Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya didalam inti karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan.

Induktansi (L) (diukur dalam Henry) adalah efek dari medan magnet yang terbentuk disekitar konduktor pembawa arus yang bersifat menahan perubahan arus. Arus listrik yang melewati konduktor membuat medan magnet sebanding dengan besar arus. Perubahan dalam arus menyebabkan perubahan medan magnet yang mengakibatkan gaya elektromotif lawan melalui GGL induksi yang bersifat menentang perubahan arus. Induktansi diukur berdasarkan jumlah gaya elektromotif yang ditimbulkan untuk setiap perubahan arus terhadap waktu. Sebagai contoh, sebuah induktor dengan induktansi 1 Henry menimbulkan gaya elektromotif sebesar 1 volt saat arus dalam  indukutor berubah dengan kecepatan 1 ampere setiap sekon. Jumlah lilitan, ukuran lilitan, dan material inti menentukan induktansi.

2.      Kapasitor (Condensator)

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai “kapasitor”, namun kata “kondensator” masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia “condensatore”, bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.

  • Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.

  • Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.

Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika.

Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).

Berfungsi menyimpan energi dalam medan listrik. Fungsi pada suatu rangkaian adalah memisahkan arus bolak-balik dari arus searah, sebagai filter yang dipakai pada rangkaian catu daya, sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian pemancar dan untuk menghemat daya listrik dalam rangkaian lampu TL.

  • Kapasitor Variable (Varco) yang memiliki nilai kapasitansi bervariasi.
  • Kapasitor tetap yang memiliki nilai kapasitansi tetap.

3.      Resistor (tahanan)

Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abu-abu.

Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah “badan, ujung, titik” memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada ujung lainnya.

Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang pita kelima menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.

Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%. Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk toleransi ± 2%, memberikan nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.

Warna Pita pertama Pita kedua Pita ketiga
(pengali)
Pita keempat
(toleransi)
Pita kelima
(koefisien suhu)
Hitam 0 0 × 100    
Cokelat 1 1 ×101 ± 1% (F) 100 ppm
Merah 2 2 × 102 ± 2% (G) 50 ppm
Oranye 3 3 × 103   15 ppm
Kuning 4 4 × 104   25 ppm
Hijau 5 5 × 105 ± 0.5% (D)  
Biru 6 6 × 106 ± 0.25% (C)  
Ungu 7 7 × 107 ± 0.1% (B)  
Abu-abu 8 8 × 108 ± 0.05% (A)  
Putih 9 9 × 109    
Emas     × 10-1 ± 5% (J)  
Perak     × 10-2 ± 10% (K)  
Kosong       ± 20% (M)

Proses Pembubutan

A. Pemasangan Pahat pada Toolpost

          Pemasangan pahat bubut disesuaikan dengan tinggi titik pusat pada senter bubut dan panjang pahat bubut terhadap senter tidak boleh lebih dari 1,5 cm atau sekitar 2 jari. Jika posisi pahat sudah disesuaikan dengan aturannya maka pahat dikuncimenggunakan kunci-kunci yang terdapat pada toolpost.

Senter bubut terdiri dari 2 jenis yaitu senter mati dan senter putar.

1.      Senter mati, pada prinsipnya tidak berputar pada saat pembubutan, senter ini berguna untuk pembubutan baja lunak atau baja keras dengan kecepatan tinggi.

2.     Senter putar,  pada prinsipnya berputar pada saat pembubutan dan senter ini biasanya digunakan untuk pembubutan dengan kecepatan lambat karena apabila digunakan untuk pembubutan dengan kecepatan tinggi ujung dari senter akan cepat tumpul.

Pemasangan pahat yang tidak sesuai akan menyebabkan hasil benda kerja yang lebih cekung, kasar dan beban terhadap pahat lebih besar.

 B.   Pemasangan Benda Kerja pada Cekam

          Pemasangan benda kerja pada cekam sangat mempengaruhi proses dan hasil dari pembubutan yang akan dilakukan. Alat pengatur benda kerja agar tetap silindris disebut dengan Dial Indikator.  Jika cekam pada mesin bubut menggunakan cekam independet ( 4 rahang ) maka pada saat pemasangan atau pelepasan benda kerja pemutaran rahang-rahangnya dilakukan satu per satu sedangkan pada cekam universel ( 3 rahang ) cukup melakukan pemutaran pada sisi tengah cekam maka ketiga rahangnya akan berputar.  Setelah pemasangan benda kerja sudah sesuai maka harus dilakukan pengaturan kecepatan dan arah putaran cekam. Pengaturan kecepatan dan arah putar cekam harus disesuaikan dengan jenis benda kerja.

Kecepatan putar cekam dapat diatur melalui spindel yang terdapat dikepala tetap, jika spindel menunjukan kearah A artinya kecepatan yang akan dilakukan oleh cekam adalah kecepatan tinggi sedangkan jika spindel menunjukan kearah B maka cekam akan berputar dengan kecepatan rendah. Keteranganpengatutan  kecepatan cekam dapat dilihat pada tabel yang terdapat di gear box ( kotak roda gigi ). Pada saat pengaturan kecepatan, putar cekam secara bersamaan saat spindle digerakkan atau diatur.

Bagian dari mesin bubut yang digunakan untuk mengatur arah putaran cekam disebut handle cekam. Jika handle cekam digerakkan keatas maka arah putar cekam adalah searah jarum jam dan sebaliknya jika handle cekam digerakkan kebawah maka arah putar cekam adalah berlawanan jarum jam.

C.   Proses Pembubutan

 Setalah pemasangan pahat bubut dan pemasangan benda kerja sudah selesai maka dilakukan proses pembubutan.

Pekerjaan yang dapat dilakukan oleh mesin bubut :

a. Pembubutan Panjang
Membubut benda panjang memerlukan peralatan tambahan yang biasa disebut kacamata tetap (stationery steady rest) dan kacamata jalan (stationery steady traveling). Peralatan ini digunakan untuk mendukung benda kerja yang panjang sehingga kelenturan benda kerja akibat tekanan pemakanan saat dibubut dapat dikurangi. Apabila tidak dijaga maka benda kerja cenderung tirus atau tidak merata kesilindrisannya.
(a) (b)

b. Pembubutan Tirus
Membubut tirus dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan tambahan alat bubut taper akan tetapi cara ini selain membutuhkan kelengkapan juga harus memasang perlengkapan tersebut di meja eretan. Cara lain adalah dengan memiringkan eretan atas dan memajukan eretan sebagai langkah pemakanan khususnya untuk benda tirus yang pendek.

c. Pembubutan Eksentrik
Membubut eksentris dapat pula dilakukan dengan berbagai macam cara. Membubut diantara dua senter juga dapat digunakan untuk melakukan pembubutan eksentris. Alat yang digunakan untuk mengikat benda kerja pada saat pembubutan adalah lathe dog. Selain itu pembubutan eksentris dapat juga dilakukan dengan menggunakan chuck kepala empat atau biasa juga disebut independent chuck .

d. Pembubutan Ulir
Proses pembuatan ulir pada mesin bubut dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan pitch/kisar dari ulir yang akan dibuat. Penyetelan pitch/kisar ini langsung dilakukan di mesin bubut. Sedangkan penyetelan pahat potong harus setinggi sumbu benda kerja yang kemudian posisi pahat disetel dengan alat pengukur kedudukan.

 D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 )

Seperti yang kita ketahui bahwa proses bubut ini adalah pekerjaan yang tidak sederhana dan banyak bahaya pula yang dapat ditimbulkan akibat pekerjaan ini, bahwasannya dalam pekerjaan ini kita dituntut untuk berkecimpung dengan material-material logam yang mana tidak baik untuk kesehatan, selain itu proses dalam bubut juga mengandung resiko kecelakaan dalam bekerja, berikut adalah alat pelindung diri yang sesuai di kenakan dalam proses bubut:

1.     Katelpak atau baju pelindung

Katelpak ini digunakan agar bahan yang kita buat tidak mengotori atau memercik pada diri kita langsung. Dan baju yang kita kenakan tetap bersih.selain itu baju pelindung atau katelpak yang kita gunakan juga dapat digunakan sebagai identitas suatu perusahaan. Baju ini terbuat darai kain yang mudah menyerap keringat atau higrokopis,sehinnga pekerja tidak merasa gerah saat mengenakan keteplak ini.

2.     Kaca mata bubut

Kaca mata ini digunakan untuk melindungi mata kita agar tidak terkena oleh bahan-bahan yang kita bubut. Bahwasanya sudah kita ketahui bahwa bahan-bahan material yang digunakan dalam dunia mesin adalah logam, yang bilamana terkena mata kita akan mengakibatkan sakit pada mata yang tidak biasa..

3.     Sarung tangan

Sarung tangan ini digunakan agar tangan kita tidak tidak terluka oleh bahan-bahan yang diolah tadi, selain itu juga agar tangan tidak menyentuh bahan secara langsung, agar senyawa-senyawa logam tidak masuk pada tangan kita. Sarung tangan ini terbuat dari kain yang cara pengerjaanya daengan cara dirajut, sehinnga sarung tangan tampak tebal namun mudah meresap air maupun keringat sehingga tidak mengganggu kita saat bekerja.

4. Masker

Masker ini digunakan untuk menyaring udara yang kita hirup supaya tidak tercampur dengan debu-debu maupun bahan-bahan logam yang sedang kita kerjakan. Karena partikel-partikel logam berbahaya bagi tubuh maupun kesehatan manusia. Jika kita terlalu sering menghirup partikel-partikel logam dan semacamnya, itu akan menimbulkan sesak nafas yang berbeda dari sesak nafas pada umumnya, karena bahan yang kita hirup mengandung bahan-bahan yang berat.

5. Sepatu safety

Sepatu ini digunakan agar kaki kita aman dari tusukan-tusukan jarum paku yang berserakan dilantaai, melindungi kaki dari jatuhnya benda-benda dari atas agar tidak langsung mengenai kaki. Selain itu juga agar tidak mudah terpeleset akibat oli yang berserakan dilantai maupun tersengat aliran listrik akibat alat-alat yang kita gunakan berhubungan dengan listrik

6. Lepaskan pengunci cekam

Lepaskan pengunci cekam jika selesai digunakan karena apabila tidak dilepaskan maka pada saat pembubutan pengunci cekam dapat membahayakan operator atau orang disekitarnya.